Rabu, 06 Juli 2011

Uji Saraf Kranial

A.     Uji Saraf Cranial
Uji saraf cranial sudah merupakan pemeriksaan khusus neurologik yang rutin bagi pasien penyakit saraf.

1.        Nervus I
Olfactorius-penghidu
Fungsi penghidu diperiksa dengan bau-bauan seperti terasi, tembakau, wangi-wangian, dengan mata tertutup pasien diminta untuk menyebutkan aroma apa yang dicium.

2.      Nervus II
Opticus-penglihatan
Diperiksa dengan pemeriksaan visus terhadap setiap mata. Digunakan kartu Snellen yang dipasang pada jarak 6 meter dari pasien. Visus ditentukan dengan kemampuan membaca jelas deretan huruf-huruf yang ada.

3.      Nervus III
Okulomotorius
Diperiksa dengan meminta pasien membuka dan menutup kelopak mata, memeriksa refleks pupil terhadap cahaya, refleks akomodasi dan diameter pupil.

4.      Nervus IV
Troclearis
Diperiksa dengan meminta pasien menggerakkan bola mata kearah atas dan bawah.

5.      Nervus V
Trigeminus
Diperiksa dengan meminta pasien membuka dan menutup rahang, menggerakkan rahang lateral, memeriksa refleks, cornea, sensori wajah dengan memberi rangsang nyeri (jarum), suhu (panas atau dingin), texture (kain, kertas, wool).

6.      Nervus VI
Abducens
Diperiksa dengan meminta pasien untuk menggerakkan bola mata kearah lateral.

7.      Nervus VII
Fasialis
Diperiksa dengan meminta pasien untuk menggerakkan otot-otot wajahnya, dan memberi rangsang rasa pada 2/3 lidah anterior (asam, manis, asin) dan minta pasien untuk menyebutkan dengan mata tertutup.

8.      Nervus VIII
Vestibulokoklearis
Fungsi keseimbangan dengan tes Romberg; penderita berdiri tegak dengan mata tertutup, bila pasien terhuyung-huyung dan jatuh artinya keseimbangan tidak baik (tes Romberg positif). Keseimbangan juga diperiksa dengan berdiri satu tumit atau berjalan pada garis lurus.
Pemeriksa pendengaran :
Test Rinne (garputala 256 Hz) :
Penala digetarkan, tangkainya ditempelkan pada poros. Mastoidens, saat suara tidak terdengar pindahkan pada muka liang telinga, bila suara masih terdengar berarti Rinne (+). Rinne positif bisa berarti tuli perseptif, sedangkan tuli konduktif memberi hasil Rinne (-).
a.    Test Weber (garputala 512 Hz)
Penala digetarkan tangkainya ditempelkan pada garis tengah kepala. Pasien diminta menyebutkan sisi telinga mata yang lebih keras mendengar. Jawaban bias salah satu terdengar lebih keras atau sama keras. Satu sisi lebih keras disebut lateralisasi ke kiri atau ke kana. Bila lebih keras dikiri bisa berarti 2 hal :
1)      Telinga kiri tuli konduktif
2)       Telinga tuli perseptif


Sama keras bisa pula berarti 3 hal :
1)       Kedua telinga normal
2)       Kedua telinga tuli konduktif
3)       Kedua telinga tuli perseptif
b.      Test Schwabach
Maksud pemeriksaan ini adalah membandingkan hantaran suara antara pemeriksa dengan pasien. Syarat pemeriksa pendengarannya normal. Setelah penala digetarkan, ditempelkan pada poros. Martoideus pasien, segera saat tidak terdengar suara pasien memberi tanda. Lalu segera pindahkan penala ke poros. Martoideus pemeriksa, bila masih terdengar, dikatakan scwabach pasien memendek (lebih pendek dari pendengaran pemeriksa). Bila urutan pemeriksaan dibalik hasilnya tetap memendek, berarti ada gangguan pada system cochlea pasien (tuli perseptif).

9.      Nervus IX & X
Glosopharygeus dan Vagus
Diperiksa letak uvula, ditengah atau deviasi serta kemampuan menelan pasien.

10.  Nervus IX & X
Glosopharygeus dan Vagus
Diperiksa letak uvula, ditengah atau deviasi serta kemampuan menelan pasien.

11.  Nervus XI
Accessorius
Diperiksa dengan kemampuan mengangkat bahu kiri dan kanan dan gerakan kepala ke kiri dan kanan.

12.  Nervus XII
Hipoglosus
Diperiksa dengan kemampuan menjulurkan lidah pada posisi lurus, gerakan lidah mendorong pipi kiri dan kanan dari arah dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar