Rabu, 06 Juli 2011

perawatan alat kelamin

Perawatan alat kelamin adakalanya perlu perawatan yang lain, dibandingkan yang lainnya. Selain lokasinya yang tidak terlihat secara langsung sehingga pengamatannya lebih susah. Tetapi perawatannya tetap harus dilakukan dan berikut ini mengenai tips merawat alat kelamin, baik pria atau wanita.
Pria dan wanita memiliki alat kelaminyang berbeda termasuk bentuk, struktur kegunaan dan fungsinya. Dan tentu saja perawatannya juga berbeda. Vagina yang dimiliki oleh wanita mudah terkena infeksi dan iritasi, berbeda dengan penis yang dimiliki oleh pria karena sebagian besar kulit penis cukup tebal sehingga lebih tahan terhadap iritasi dan infeksi.
Didalam merawatnya seringkali salah, seperti contoh, wanita sering membersihkan alat kelaminnya menggunakan sabun biasa atau cairan pembersih yang tidak jelas komposisi kandungannya, atau menaburi bedak, bahkan menyemprotkan parfum didalam vagina. Bagi pria juga misal menggunakan celana dalam yang ketat, hal ini dapat menimbulkan permasalahan lainnya.
Dan berikut ini beberapa tips merawat alat kelamin kita;
1. Setelah buang air kecil atau besar
Usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat kelamin dengan air dan sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.
2. Kebersihan pakaian dalam
Sepatutnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali untuk menjaga kebersihan. Selain itu pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri, karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
3. Menggunakan toilet umum
Siramlah sebelum menggunakan (flushing), hal ini untuk mencegah penularan jika ada pengguna lainnya adalah penderita penyakit kelamin. Sebaiknya gunakan selalu air yang keluar melalui keran atau tissu dan hindari penggunaan dari bak/ember, karena menurut penelitian air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina).
4. Merawat rambut yang tumbuh di sekitar alat kelamin
Hindari membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena akan ada lubang pada bekas bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur. Selanjutnya dapat menimbulkan iritasi dan penyakit kulit. Perawatan bulu itu disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan, dengan gunting atau dicukur tetapi sebelumnya menggunakan busa sabun terlebih dahulu dan menggunakan alat cukur khusus yang lembut, dan sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas. Perlu diketahui setelah menggunakan simpan dalam tempat yang bersih dan kering, jangan di tempat yang lembab dan jangan menggunakannya secara bergantian bahkan dengan suami/isteri.
Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat kelamin, yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam vagina, menjaga alat kelamin tetap hangat dan merupakan bantalan ketika berhubungan seksual dan melindungi dari gesekan. Sehingga perlu rajin menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.
5. Pemakaian pantyliner
Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan digunakan setiap hari, sebaiknya Pantyliner hanya digunakan ketika keputihan. Akan lebih baik jika membawa celana dalam pengganti daripada menggunakan pantyliner tiap hari.
6. Hindari menggunakan celana dalam dan celana jeans yang sangat ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
7. Hindari untuk menyemprot minyak wangi/parfum ke dalam vagina
8. Setia pada pasangan sendiri
Hal ini juga merupakan salah satu tips menjaga dan merawat alat kelamin, hindari untuk ‘jajan’ atau selingkuh.
9. Jangan malas mengganti pembalut
Bagi para wanita yang sedang menstruasi/haid untuk tidak malas mengganti pembalut karena ketika menstruasi kuman-kuman mudah untuk masuk dan pembalut yang telah ada gumpalan darah merupakan tempat berkembangnya jamur dan bakteri. Usahakan untuk mengganti setiap 4 jam sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa tidak nyaman. Jangan lupa bersihkan vagina sebelumnya ketika mengganti pembalut.
10. Pemeriksaan rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin;
* Bagi pria, pemeriksaan testis (buah zakar) dapat dilakukan sendiri, dengan cara:
- Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis
- Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis
- Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera periksakan diri ke dokter.
- Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa nyaman, segera konsultasikan ke dokter juga.
* Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.
Nah itulah sekedar tips merawat alat kelamin, dengan menjaganya dapat mencegah terjadinya penyakit kelamin.

contoh makalah NEURON dan SISTEM SARAF PUSAT

BAB I
PENDAHULUAN


1.1          LATAR BELAKANG
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Secara umum sistem saraf mengendalikan aktivitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot, perubahan viseral yang cepat, kecepatan sekresi kelenjar endokrin, dan terutama mengatur fungsi metabolisme.
Daya kepekaan dan daya hantaran merupakan sifat utama dari mahluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya, rangsangan ini dinamakan stimulus, sedangkan reaksi yang dihasilkan dinamakan respons. Alat penghantar stimulus yang berfungsi menerima rangsangan disebut dengan reseptor, sedangkan yang menjawab stimulus dinamakan efektor seperti otot, sel, dan kelenjar.
Hubungan reseptor dengan efektor terjadi melalui sistem sirkulasi dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melalui tonjolan protoplasma dari satu sel berupa benang (serabut). Ada dua tonjolan neuron sensorik yaitu yaitu ke saraf perifer dan saraf pusat.
Berdasarkan pentingnya sistem persarafan bagi pengendalian tubuh manusia, maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam lagi mengenai sistem persarafan yaitu dengan menyusun karya tulis yang berjudul Sistem Persyarafan Manusia.











1.2  TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam lagi tentang sistem persarafan bagi tubuh manusia.

2.      Tujuan Khusus
1.2.1        Menjelaskan dan mengetahui sistem persarafan
1.2.2        Mengetahui struktur dan fungsi sistem saraf.

























1.3  SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I       : PENDAHULUAN
                    Latar Belakang                     
                    Tujuan
                    Tujuan Umum
                    Tujuan Khusus
                    Sistematika Penulisan
BAB II      : TINJAUAN TEORITIS
                    Neuron Dan Sistem Saraf Pusat
                    Definisi
                    Klasifikasi Neuron
                    Sistem Saraf Pusat
                    Pengertian Sistem Saraf Pusat
                    Otak
                    Medula Spinalis
                    Sinafs Saraf
                    Sel Saraf Berdasarkan Struktur Dan Fungsinya
                    Saraf Otonom
BAB IV    : PENUTUP
                    Kesimpulan
                   












BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1  NEURON DAN SYSTEM SARAF PUSAT

2.1.1        Neuron

Neuron merupakan jaringan dasar system saraf. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

Gambar 2.1 Neuron

2.1.2        Klasifikasi Neuron

Terlepas dari bagian-bagian pada sel saraf, sesungguhnya sel saraf dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk cabangnya. Berdasarkan bentuk percabangannya, neuron dapat dibedakan atas neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar.

a)      Neuron unipolar

Neuron unipolar hanya mempunyai satu cabang pada badan sel sarafnya, selanjutnya cabang akan terbelah dua sehingga bentuk dari neuron unipolar akan menyerupai huruf “T”. Satu belahan cabang berperan sebagai dendrit, sementara yang lain sebagai akson. Neuron unipolar ini umumnya mempunyai fungsi sebagaimana sensory neuron yaitu sebagai pembawa sinyal dari bagian tubuh (sistem saraf perifer) menuju ke sistem saraf pusat.

b)      Neuron bipolar

Neuron bipolar, sesuai dengan namanya, mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di sisi yang saling berlawanan. Cabang yang satu berperan sebagai dendrit, sementara yang lain berperan sebagai akson. Karena percabangannya yang demikian ini, maka badan sel saraf neuron bipolar mempunyai bentuk yang agak lonjong/elips. Neuron bipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana interneuron, yaitu menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.

c)      Neuron multipolar

Neuron multipolar adalah jenis sel saraf yang paling umum dan paling banyak ditemui. Sel saraf ini mempunyai dendrit lebih dari satu, namun hanya memiliki sebuah akson. Karena jumlah dendrit pada setiap neuron multipolar bisa bervariasi banyaknya, maka bentuk badan sel saraf multipolar ini seringkali dikatakan berbentuk multigonal. Neuron multipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana motoneuron, yaitu membawa sinyal/isyarat dari sistem saraf pusat menuju ke bagian lain dari tubuh, seperti otot, kulit, ataupun kelenjar.

 

2.2      SISTEM SARAF PUSAT
2.2.1    Pengertian sistem saraf
a)               Merupakan komunikasi antara berbagai bagian tubuh.
b)              Merupakan mekanisme dimana semua jenis sensasi diterima dari lingkungan,jaringan dan organ tubuh itu sendiri.
c)               Bertanggung jawab menginterpretasi sensasi yang sudah tersimpan dalam memori.
d)              Merupakan sisiten dimana aksi dibawa melalui impuls ke bagian lain sistem saraf dan organ tubuh.
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
a)       badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
b)       serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
c)         sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih
2.2.2        OTAK
     Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat computer dari semua alat tubuh,bagian dari saraf sentral yang terletak dalam rongga tengkorak (cranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
a)      Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut adalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

b)     Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

c)      Otak kecil
(serebelum) Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

d)     Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

e)      Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Ringkasan saraf otak
Urutan saraf
Nama saraf
Sifat saraf
Memberikan saraf untuk dan fungsi
I
Nervus olfaktorius
Sensorik
Hidung,sebagai alat penciuman
II
Nervus optikus
Sensorik
Bola mata untuk penglihatan
III
Nervus okulomotoris
Motorik
Penggerak bola mata dan mengangkat kelopak mata
IV
Nervus troklearis
Motorik
Mata,memutar mata dan penggerak bola mata
V
Nervus trigeminus
-N. oftalmikus
-N. maksilaris
-N. Mandibularis
Motorik dan sensorik
Motorik dan sensorik
Sensorik
Motorik dan sensorik
Kulit kepala dan kelopak mata atas
Rahang atas,palatum dan hidung
Rahang bawah dan lidah
VI
Nervus abdusen
Motorik
Mata, penggoyang sisi mata
VII
Nervus fasialis
Motorik dan sensorik
Otot lidah menggerakan selaput lidah dan selaput lender rongga mulut
VIII
Nervus auditorius
Sensorik
Telinga,rangsangan pendengaran
IX
Nervus vagus
Sensorik dan motorik
Faring,tonsil dan lidah,rangsangan cita rasa
X
Nervus vagus
Sensorik dan motorik
Faring,laring,paru-paru dan esophagus
XI
Nervus asesorius
Motorik
Leher,otot leher
XII
Nervus hipoglosus
Motorik
Lidah,cita rasa,dan otot lidah



2.2.3        MEDULA SPINALIS (sumsum tulang belakang)
     Bagian susunan saraf pusat yang terletak didalam kanalis vertebralitas bersama ganglion radik posterior yang terdapat pada foramen intervertebralitas terletak berpasangan kiri dan kanan. Organ ini mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian kepala. Dimulai dari bagian bawah medulla oblongata setinggi korpus vertebra servikalis I memanjang sampai korpus ke korpus vertebra lumbalis I dan II.

a)      Bentuk medulla spinalis
Sama halnya dengan otak berada dalam sakus arakhnoid yang berisi cairan otak,sakus arakhnoid berakhir didalam kanalis vertebralis dalam tulang sacrum.
              Dalam medulla spinalis keluar 31 pasang saraf,terdiri dari:
Servikal                 :  8 pasang
Torakal                  :  12 pasang
umbal                    :  5 pasang
Sacral                    :  5 pasang
Koksigial               :  1 pasang
b)      Pembagian sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang ada 2 macam zat;
a.     Zat putih (tukal) sebelah luar
     Berada diantara berkas dapan kiri dan kanan dari selaput benang saraf.
b.     Zat kelabu sebelah dalam
Zat kelabu dibentuk oleh sel saraf (ganglio) berkatup banyak, didalamnya terdapat jaringan penunjang (monoglia)
c)      Fungsi medulla spinalis
Terdiri dari:
a.     Pusat otot-otot tubuh terbesar di kornu motorik atau kornu ventralis.
b.     Mengurus kegiatan reflex-refleks spinalis serta refleks lutut.
c.    Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebelrum.
d.    Sebagai penghubung antar segmen medulla spinalis.
e.     Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.




2.2.4            SINAPS SARAF
        Merupakan suatu daerah kontak khusus antara satu neuron dengan neuron yang lain,antara neuron dengan alat-alat efektor atau antara dua serat otot. Impuls yang terdapat disuatu neuron akan diteruskan ke neuron lain. Tempat terjadinya penghantaran simpuls disebut sinaps.
a)      Hubungan sinaps
a.    Sinaps interneuronal yaitu hubungan kontak fungsional antara dua neuron.
b.    Sinaps neuronmuskular yaitu hubungan kontak fungsional antara satu neuron dangan satu sel otot atau satu serat otot.
c.    Sinaps neuroglandular yaitu hubungan kontak antara satu neuron dengan satu kelenjar.

               Dalam susunan saraf pusat hanya terdapat sinaps interneural yang biasa disingkat sinaps. Hubungan antara neuron ini dijumpai dalam berbagai bentuk keanekaragaman dalam gelembung sinaps,morfologi membrane, dan hubungan antara membrane.

b)     Mekanisme penghantaran impuls sinaps
Proses penghantaran secara kimiawi yang melibatkan serangkaian langkah-langkah,yaitu : pembentukan neurotransmitter, penyimpanan, pembebasan, reaksi dengan reseptornya, dan penghentian pengaruhnya.

2.2.5        SEL SARAF BERDASARKAN STRUKTUR DAN FUNGSINYA
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

a)      Sel saraf sensorik

Fungsi Sel sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

b)     Sel saraf motorik

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

c)      Sel saraf intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

2.2.6              SARAF OTONOM
                     Saraf-saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis, oleh karena itu disebut juga saraf tak sadar. Susunan saraf motorik yang mensarafi organ veseral umum, mengatur, menyelaraskan dan mengkoordinasikan aktivitas viseral vital termasuk pencernaan, suhu badan, tekanan darah dan segi prilaku emosional lainnya. Sistim saraf otonom tergantung pada system saraf pusat dan antara keduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf everan dan saraf eferen ini seolah-olah berfungsi sebagai system saraf pusat. s


a)         Pembagian saraf otonom
Menurut fungsi dan susunan saraf otonom terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu;
1)      Sistim simpatis
   Terletak didepan kolumna vertebra dan berhubungan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.
   Sistim simpatis terdiri dari 3 bagian yait;
1.      Kornu anterior segmen torakalis ke-1 sampai ke-12 dan segmen lumbalis 1-3 terdapat nucleus vegetativ yang berisi kumpulan –kumpulan sel saraf simpatis.
2.      Trunkus simpatikus beserta cabang-cabangnya disebelah kiri dan kanan vertebra terdapat barisan ganglion saraf simpatikus yang membujur disepanjang vertebra. Barisan ganglion-ganglion saraf simpatikus ini disebut trunkus simpatikus. Trunkus simpatikus dibagi menjadi empat bagian yaitu;
a.  Trunkus simpatikus servikalis.
Terdiri dari 3 pasang ganglion, dari ganglion-ganglion ini keluar cabang-cabang saaraf simpatis yang menuju ke jantung dan anteri karotis.

b.    Trunkus simpatikus torakalis.
Terdiri dari 10-11 ganglion,dari ganglion-ganglion ini keluar cabang-cabang simpatis seperti;
§  Cabang yang mensarafi organ-organ didalam to-raks,aorta,paru-paru,bronkus,esophagus,dsb
§  Cabang-cabang yang menembus diapragma dan masuk kedalam abdomen. Cabang ini dalam rongga abdomen  mensarafi organ-organ didalamnya.
c.       Trunkus simpatikus lumbalis.
Bercabang-cabang menuju abdomen, juga membentuk fleksus solare yang bercabang-cabang ke dalam pelvis untuk turut membentuk fleksus pelvini.
d.       Trunkus simpatikus pelvis.
Bercabang-cabang ke dalam pelvis untuk membentuk fleksus pelvini.

3.         Fleksus simpatikus beserta cabang-cabangnya. Di dalam abdomen,pelvis,toraks serta di dekat organ-organ yang dipersarafi oleh saraf simpatis (otonom) umumnya terdapat fleksus-fleksus yang dibentuk oleh saraf simpatis/ganglion yaitu fleksus/ganglion simpatikus.

              Fungsi serabut saraf simpatis terdiri dari;
1.          Mensarafi otot jantung
2.          Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
3.          Mensarafi semua alat dalam seperti lambung,pankreas, dan usus
4.          Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
5.          Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
6.          Mempertahankan tonus semua otot tak sadar


b)     Sistim parasimpatis
   Saraf cranial otonom adalah,saraf cranial 3,7,9, dan 10. Saraf ini merupakan penghubung, melalui serabut-serabut parasimpatis dalam perjalanan keluar dari otak menuj organ-organ yang sebagian dikendalikan oleh serabut-serabut menuju iris. Dan dengan demikian merangsang gerakan-gerakan saraf ke-3 yaitu alukomotorik.
   Melalui saraf ke-7, fasial serta ke-9 glosofaringeus,saraf vagus atau saraf cranial ke-10 adalah serabut saraf otonom terbesar. Saraf simpatis sacral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah sacral, saraf-saraf ini membentuk yrat saraf  pada alat-alat dalam pelvis dan bersama saraf-saraf simpatis membentuk fleksus yang mempersarafi kolon rectum dan kandung kemih.

              Fungsi serabut saraf parasimpatis;
1.      Merangsang sekresi kelenjar air mata,kelenjar sublingualis,submandibularis, dan kelenjar kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung.
2.      Mempersarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung berpusat di nuclei lakrimalis, saraf-sarafnya keluar bersama nervus vasialis.
3.      Mempersarafi kelenjar ludah (sublingualis dan submandibularis), brpusat di nucleus salivatorius superior,saraf-saraf ini mengikuti nervus VII.
4.      Mempersarafi parotis yang berpusat di nucleus salovatorius interior di dalam medulla oblongata, saraf ini mengikuti nervus IX
5.      Mempersarafi sebsgian besar alat tubuh yaitu jantung,paru-paru, gastronitestinim,ginjal,pankreas,lien,hapar dan kelenjar suprenalis yang berpusat pada nucleus dorsalis nervus X.
6.      Mempersarafi kolon dasandans,sogmoid,rectum,vesika urinaria dan alat kelamin berpusat di sacral II,III,IV.
7.      Miksi dan defekasi pada dasarnya adalah suatu refleks yang berpusat dikornu lateralis medulla spinalis bagian sacral, bila kandung kemih dan rectum tegang miksi dan defekasi secara refleks,pada oranmg dewasa refleks ini dapat dikendalikan oleh kehendak,saraf yang berpengaruh menghambat ini berasal dari korteks didaerah lobus para sentralis yabg berjalan dalam traktus piramidalis.    


2.3  REFLEKS
Kegiatan system saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan adanya kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya.

2.3.1 Pengertian refleks
Rafleks adalah respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute lengkung refleks.

2.3.2        Jenis Refleks
Jenis refleks dapat dikelompokan dalam berbagai tujuan refleks dikelompokan berdasarkan hal-hal berikut:
Berdasarkan pada letak reseptor yang menerima rangsangan.
a)      Refleks ekstroseptive: timbul karena rangsangan pada reseptor permukaan tubuh.
b)      Refleks interoreseptive: timbul karena rangsangan pada alat dalam atau pembuluh darah misalnya dinding kandung kemih dan lambung.
c)      Refleks proreseptive: timbul karena rangsangan pada reseptor otot rangka,tondo,dan sendi untuk keseimbangan sikap.
Berdasarkan pada bagian saraf pusat yang terlibat.
a)      Refleks spinal: melibatkan neuron di mudula spinalis.
b)      Refleks bulbar: melibatkan neuron di medulla oblongata.
c)      Refleks kortikal: melibatkan neuron korteks serebri.
Berdasarkan jenis atau ciri jawaban.
a)      Refleks motorik: efektornya berupa otot dengan jawaban berupa relaksasi/kontraksi otot.
b)      Refleks sekretorik: efektornya berupa kelenjar dengan jawaban berupa peningkatan/penurunan sekresi kelenjar
c)      Refleks vasomotor: efektornya berupa pembuluh darah dengan jawaban berupa vasodilatasi/vasokonstriksi.
Berdasarkan jumlah neuron yang terlibat
a)    Refleks monosinaps: melalui satu sinaps dan dua neuron (satu neuron aferen dan satu neuron eferen) yang langsung berhubungan dengan saraf puset, contohnya refleks regang.
b)   Refleks polisinaps: melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa interneuron yang menghubungkan neuron eferen dan neuron aferen semua refleks lebih dari satu sinaps kecuali refleks regang.



















BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
                                    Dapat disimpulkan bahwa hampir semua fungsi pengndalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Selain itu dapat juga diketahui bahwa tubuh manusia mempunyai berbagai jenis refleks mulai dari yang sederhana sampai dengan yang terumit.
                        Kita juga dapat memahami tentang otak serta kelompok-kelompok nya yang terdiri dari otak besar, otak kecol dan batang otak. Setelah mempelajari sistem saraf ini tentunya kita di harapkan untuk lebih memahami tentang saraf-saraf yang ada di dalam tubuh kita.













DAFTAR PUSTAKA

“ Drs. H. Syaifuddin, B.Ac. buku anatomi-fisiologi  untuk siswa perawat Edisi 2
“Drs. H. Syaifuddin, buku fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan Edisi 2
 “Guyton. buku Fisiologi manusia & mekanisme penyakit (31)
“Roger Watson. buku Anatomi dan Fisiologi  Edisi 10